Kini ia sudah memasuki semester dua, ia teringat akan masa sekolahnya
dulu ia merasa waktu sekolahnya itu tidak menyenangkan apalagi yang
sangat ia benci “MOS”. Menurutnya MOS itu membosankan tidak
menyenangkan, saat ia memasuki bangku SMA, Ira merasa sendiri. Ya Ira
nama gadis itu, ia berdoa pada Tuhan agar cepat tamat dari SMA, ia
memutuskan untuk fokus belajar agar nilai yang ia dapat tidak
mengecewakan. Hari-hari ia lalui dengan optimis, hari ujian pun berakhir
dan hasil yang ia dapatkan tak seperti yang ia inginkan.
Tapi ia tetap bersyukur di kelas XI ia memutuskan mengambil kelas IPA
berharap akan menjadi lebih baik di kelas XI IPA ia duduk dengan Baby
teman MTS-nya dulu, ia lebih aktif sekarang di setiap pelajaran
hitung-hitungan ia selalu maju ke depan untuk mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru, apalagi pelajaran fisika dan kimia yang ia gemari.
Diam-diam keaktifannya yang ia lakukan ada yang memperhatikannya dan
memendam rasa padanya. Yang tahu hal itu hanya sahabatnya, Baby semenjak
duduk dengannya Ira dan Baby menjadi sahabat.
Ira tak pernah tahu akan hal itu, hingga suatu hari sahabatnya yang
memberitahu kepadanya bahwa ada seorang pria yang diam-diam
memperhatikannya dan diam-diam suka padanya, ada rasa senang kecewa dan
sedih dalam hatinya, senang karena ada yang menyukainya, kecewa kenapa
harus Jemz. Ya Jemz nama laki-laki itu. Jemz adalah laki-laki yang
pernah menyukai sahabatnya waktu kelas X sampai sekarang pun teman-teman
seangkatan Ira dan Baby tahu kalau Jemz menyukai Baby. Sedih karena
kenapa harus saat ini hal itu muncul, begitu banyak pertanyaan yang ada
di dalam otaknya, Ira tidak pernah memikirkan hal itu akan terjadi. Ira
pun mengabaikan hal itu dan fokus untuk sekolahnya, tapi sahabatnya
selalu bercerita tentang Jemz lama-lama Ira mulai menyukai Jemz. Hingga
akhirnya Jemz mengungkapkan perasaannya kepada sahabatnya Ira kalau ia
menyukai Ira dan menanyakan maukah Ira menerimanya sebagai kekasihnya.
Dengan penuh pertimbangan Ira pun menerimanya tapi tak seperti yang
Ira bayangkan, semenjak diterima Ira Jemz tidak ada kabar sama sekali.
Ira dan Jemz pun tidak saling sapa, seperti orang bermusuhan. Padahal
mereka sama-sama suka, mungkin mereka malu. Semenjak itu Ira memutuskan
untuk tidak memikirkan Jemz lagi, tapi apa daya setiap hari mereka
bertemu di kelas karena mereka satu kelas. Hari-hari berlalu dan sampai
kelas XII mereka tetap tidak saling sapa ataupun sekedar menayakan
kabar, tetapi diam-diam Jemz bertanya-tanya kepada Baby tentang diri
Ira.
Ira bingung apa yang sedang Jemz lakukan, bukannya Jemz telah
mengecewakannya kenapa sekarang ia ingin tahu tentang dirinya. Seribu
pertanyaan pun muncul dalam hati Ira. Sampai suatu hari Ira dan Jemz les
privat di tempat yang sama. Mereka tetap tidak mau nyapa, hingga teman
Jemz, Ebli memberi kesempatan agar Ira dan Jemz dekat dan saling
ngobrol, tapi Ira dan Jemz tidak tetap seperti biasa. Hingga di tempat
privat Jemz menyapa Ira, begitu senangnya Ira, tapi itu tidak
berlangsung lama. Setelah kejadian itu Jemz menunjukkan sikapnya yang
dingin kepada Ira.
Waktu perpisahan pun tiba Ira dan teman-temannya melanjutkan kuliah
di universitas yang mereka inginkan begitu juga dengan Jemz. Ira dan
Jemz berbeda universitas tetapi mereka mangambil jurusan yang sama, Jemz
jurusan FMIPA kimia sedangkan Ira pendidikan kimia. Semenjak kuliah Ira
sering mendengarkan seminar islami, ceramah islami. Ira bersyukur rasa
cinta yang ia miliki kepada Jemz tidak melebihi rasa cintanya kepada
Allah. Dengan sikap Jemz yang dingin kepadanya mereka kini semakin jauh.
Itu yang Ira syukuri, Ira berharap Jemz akan selalu bersikap dingin
kepadanya, jangan pernah berubah. Rasa cinta ini akan Ira simpan untuk
laki-laki yang akan menjadi imamnya kelak.